Anak Korban Banjir Sumatera Mulai Terjangkjit Berbagai Penyakit

1 day ago 7

TANGIS dan tawa anak-anak bersahutan di lokasi pengungsian di gedung serba guna Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, sepuluh hari setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda wilayah tersebut. Beberapa anak di lokasi pengungsian itu mulai terjangkit berbagai penyakit.

Jenny Efrida Sirait, warga Kelurahan Aek Sitio-tio, Kecamatan Pandan mengatakan dua anaknya dalam beberapa hari terakhir mulai dijerang gejala penyakit. Jenny dan keluarga tinggal di pengungsian itu sejak 25 November 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

"Anak yang paling kecil sempat mengalami demam, gejala batuk, dan pilek," kata Jenny saat ditemui di lokasi pengungsian, pada Jumat, 5 Desember 2025.

Ia mengatakan anak sulung dan bungsunya terjangkit beberapa penyakit. "Mungkin karena terlambat makan, anakku ini masuk angin dan muntah-muntah," kata dia. "Tapi sekarang semua sudah diobati."

Di lokasi serupa, warga Aek Sitio-tio lainnya, Muhammad Ilham, mengatakan jika ketiga anaknya juga sempat terjangkit gejala penyakit demam. "Mungkin karena kondisi di pengungsian ramai juga, ya, kami tidak tahu penyebabnya," kata Ilham.

Meski begitu, Ilham dan keluarga memilih masih bertahan di tempat pengungsian karena kondisi rumahnya terendam endapan lumpur akibat banjir bandang hingga kini.

"Mungkin 4-5 hari lagi saya pulang untuk bersihkan lumpurnya," ujar Ilham.

Banjir dan longsor melanda 51 kabupaten-kota di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, pada Rabu, pekan lalu. Sesuai dengan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis, 4 Desember 2025, korban meninggal akibat bencana Sumatera ini sebanyak 836 orang serta ratusan orang dinyatakan hilang.

Khusus di Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat korban meninggal akibat bencana di wilayah ini sebanyak 89 orang dan 109 orang masih dinyatakan hilang. Adapun jumlah pengungsi di kabupaten ini sebanyak 8.774 orang.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah, Mariati Simanulang, mengimbau agar para pengungsi yang membawa anak-anak untuk tetap rutin memeriiksa di pos komando kesehatan yang disediakan. Ia mengatakan seluruh pemeriksaan dan penanganan kesehatan itu gratis. "Jadi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin," kata Mariati.

Ia menuturkan, berdasarkan data jumlah pengungsi yang dihimpun per Kamis, 4 Desember 2025, tercatat sekitar 800 warga terdampak banjir masih bertahan di posko pengungsian. Angkanya berkurang drastis jika dibanding satu hari sebelumnya, yaitu sebanyak 2.500 orang pengungsi.

Read Entire Article