Bukan Ancaman, Penurunan Fertilitas adalah Peluang untuk Perkuat Kualitas SDM

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengatakan isu penurunan fertilitas tak selalu harus dipandang sebagai ancaman.

“Isu penurunan fertilitas tidak semestinya dipandang sebagai ancaman, melainkan peluang untuk memperkuat kualitas manusia Indonesia,” kata Wihaji dalam Dialogue on Navigating the Narrative of Declining Fertility yang diselenggarakan United Nations Population Fund (UNFPA) di Jakarta, Selasa (21/10/25).

Penurunan infertilitas merujuk pada turunnya angka kehamilan dan kelahiran bayi di dunia termasuk Indonesia. Data menunjukkan, 71 ribu perempuan di Indonesia menikah tanpa keinginan memiliki anak. Maka dari itu, Wihaji menegaskan, perubahan sosial dan ekonomi saat ini menuntut kebijakan baru yang adaptif.

"Ini realitas baru. Pertanyaannya bukan lagi apakah fertilitas masalah, tetapi bagaimana menjadikannya peluang bagi pembangunan SDM (sumber daya manusia) yang unggul,” katanya.

Wihaji menekankan, keluarga berencana tidak boleh dianggap isu yang telah selesai. Prof. Haryono, mantan Kepala BKKBN, pernah menyebut, keluarga prasejahtera dapat dientaskan dari kemiskinan melalui metode kontrasepsi yang tepat.

"Pengendalian kelahiran adalah bagian dari strategi pembangunan ekonomi dan sosial, bukan sekadar urusan kesehatan,” ujar Wihaji.

Menurutnya, pengelolaan fertilitas harus mencakup aspek ekonomi, mental, psikologis, dan kualitas generasi. Karenanya, tugas Kemendukbangga/BKKBN bukan sekadar mengatur jumlah penduduk, tetapi menyiapkan outcome — manusia Indonesia yang berkualitas.

"Isu kontrasepsi adalah bagian dari kebijakan besar untuk membangun bangsa yang sehat dan berdaya," tambahnya.

Read Entire Article