Telkomsel Siapkan Baterai dan Genset untuk Pulihkan Jaringan Pasca-Banjir Sumatra dan Aceh

1 week ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara berdampak pada sejumlah infrastruktur strategis, salah satunya jaringan telekomunikasi.

Terkait gangguan jaringan internet di wilayah tersebut, Telkomsel menegaskan komitmennya untuk mempercepat pemulihan layanan di tengah situasi krisis yang terjadi.

VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel, Nizar Fuadi, menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah pemulihan sesegera mungkin, baik dari aspek sosial masyarakat, kondisi infrastruktur, maupun layanan telekomunikasi.

Namun, ia menekankan bahwa kunci utama pemulihan jaringan adalah kembalinya pasokan listrik dari PLN sebagai daya jaringan Base Transceiver Station (BTS), mengingat banyak lokasi mengalami pemadaman.

"Kami ingin pemulihan sesegera mungkin, baik dari sisi masyarakat, kondisi sosial, maupun layanan telekomunikasi. Dan tentu saja, yang terpenting adalah pemulihan dari PLN, karena listrik sedang padam," ujar Nizar.

Nizar mengungkapkan, Telkomsel telah mengerahkan seluruh sumber daya dan jaringan untuk mempercepat pemulihan layanan informasi agar masyarakat dapat kembali memanfaatkannya.

Upaya pemulihan BTS yang terdampak bencana dilakukan dengan menyiapkan suplai baterai dan genset. Meski demikian, terdapat kendala operasional

“Baterai sendiri hanya bertahan hingga 4 jam, sementara genset membutuhkan bahan bakar solar. Kami akan mendistribusikan dua solusi tersebut jika akses sudah mulai aman dari banjir," ia menambahkan.

Dampak Jaringan di Tiga Provinsi

Sementara VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi, merinci gangguan jaringan yang dialami di wilayah Sumatera.

“Di wilayah Aceh, ada sekitar 60% jaringan Telkomsel yang terdampak. Gangguan disebabkan oleh banjir, banjir bandang, dan akses ke beberapa jembatan yang terputus. Pihak Telkomsel saat ini masih bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memulihkan jaringan, katanya.

Ia menambahkan, jaringan yang terdampak di Sumatera Utara, tercatat sekitar 12%. Lalu, di Sumatera Barat: jaringan yang terdampak mencapai 11,03%.

"Kami berharap pemulihan jaringan dapat segera terealisasi agar komunikasi dapat kembali normal dan membantu penanganan situasi di wilayah tersebut,” ucap Fahmi memungkaskan.

Telkomsel Dorong Generasi Muda Hadapi Era AI

 Telkomsel

Di sisi lain, Indonesia diproyeksikan membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital terampil hingga tahun 2030. Namun, berdasarkan data terkini, lembaga pendidikan formal seperti perguruan tinggi hanya mampu memasok sekitar 6 juta talenta, menyisakan defisit signifikan yang harus diatasi. 

Tantangan ini kian mendesak dengan hadirnya era otomatisasi dan Kecerdasan Buatan (AI). World Economic Forum 2025 mencatat, sebanyak 92 juta pekerjaan di seluruh dunia berpotensi tergantikan oleh otomatisasi pada 2030, meskipun kabar baiknya, 69 juta peran baru juga diprediksi akan muncul.

Kondisi itu menuntut peningkatan keterampilan masif dan kepemimpinan yang siap menghadapi disrupsi teknologi.

Menyikapi urgensi ini, Telkomsel menegaskan komitmennya dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) digital unggul melalui dua program: IndonesiaNEXT dan NextDev.

Kedua inisiatif ini dirancang untuk memberdayakan generasi muda Indonesia agar adaptif terhadap perkembangan teknologi, khususnya di bidang AI, pengembangan startupdigital, dan inovasi berbasis solusi sosial.

IndonesiaNEXT dan NextDev difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas digital masyarakat, termasuk pemanfaatan teknologi AI yang bertanggung jawab.

Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi, menjelaskan bahwa tolak ukur keberhasilan program bukan hanya pada jumlah kepesertaan, melainkan pada kualitas output dan dampak nyata yang dihasilkan.

"Kami ingin memastikan generasi muda Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengembang inovasi berbasis digital,” ujarnya, dikutip Sabtu (15/11/2025).

Melalui IndonesiaNEXT, Fahmi menjelaskan bahwa perusahaan ingin mendorong peningkatan kompetensi digital secara berkelanjutan agar para peserta siap menghadapi tantangan era AI.

Membangun Kompetensi dan Sertifikasi Global Era AI

Diluncurkan sejak 2016, IndonesiaNEXT telah menjadi program pengembangan kompetensi digital terbesar Telkomsel bagi mahasiswa di seluruh nusantara. Program ini menawarkan wadah peningkatan keterampilan profesional dan kesempatan memperoleh sertifikasi global di bidang teknologi digital.

Kurikulum program ini terus diperbarui, kini mencakup pelatihan teknis mulai dari AI fundamentals, data analytics, cloud computing, hingga keterampilan non-teknis seperti public speaking dan leadership. Keunggulan lainnya adalah pemberian kesempatan sertifikasi internasional dari lembaga kredibel seperti Microsoft, Cisco, dan Google.

Hingga penyelenggaraan yang ke-9, IndonesiaNEXT telah menghasilkan lebih dari 8.000 sertifikasi digital bagi talenta muda dari 38 provinsi, dengan total jangkauan kumulatif mencapai lebih dari 96.000 peserta.

Kurikulum terbaru bahkan telah mengintegrasikan AI dan generative AI, serta sertifikasi internasional yang mencakup AI prompting, UI/UX, dan digital marketing.

Melalui program ini, Telkomsel berupaya mendukung target nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam mencetak 9 juta talenta digital pada tahun 2030.

Mencetak Startup Berdampak Sosial Berbasis AI

Sementara itu, NextDev yang didirikan pada 2015, berfungsi sebagai program inkubasi startup digital. Program ini secara spesifik berfokus pada pemberdayaan wirausaha muda untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi, utamanya AI, dalam menjawab isu sosial dan lingkungan.

"NextDev adalah ruang bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan inovatif, sembari menciptakan solusi yang relevan dengan tantangan masyarakat. Kami percaya, AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana inovasi tersebut memberi manfaat nyata bagi masyarakat," Fahmi memaparkan.

Hingga tahun ke-11, NextDev telah melibatkan lebih dari 6.500 startup. Penilaian keberhasilan didasarkan pada jumlah startup early-stage yang berhasil lolos, menjalani inkubasi, dan mampu mengintegrasikan AI dalam solusi sosial-ekonomi mereka, termasuk potensi skalabilitas bisnis dan penerapan nilai-nilai ESG. Edisi terbaru NextDev bahkan menerapkan AI-Powered Innovation Curriculum sejak tahap seleksi awal.

Etika dan Daya Saing Global

Telkomsel menekankan bahwa pemanfaatan AI harus dibarengi dengan pemahaman etika dan tanggung jawab sosial.

Oleh karena itu, selain keterampilan teknis, IndonesiaNEXT juga membekali peserta dengan kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, dan desain layanan berbasis AI yang mempertimbangkan dampak sosial.

Dengan sinergi antara peningkatan kompetensi individu (IndonesiaNEXT) dan penajaman jiwa kewirausahaan digital (NextDev), Telkomsel berupaya menciptakan ekosistem talenta muda yang produktif dan berdaya saing global, sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

"Masa depan Indonesia bergantung pada kualitas SDM digitalnya. Melalui IndonesiaNEXT dan NextDev, Telkomsel berkomitmen mendukung generasi muda agar mampu berkontribusi aktif dalam membangun ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global," tutup Fahmi.

Read Entire Article