Amerika Serikat Laporkan Kasus Flu Burung H5N5 Pertama pada Manusia, Epidemiolog: Harus Jadi Sinyal Kewaspadaan Tinggi

2 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog Dicky Budiman menilai temuan kasus flu burung H5N5 pada seorang pria di Amerika Serikat harus menjadi sinyal kewaspadaan tinggi. "Kasus tunggal ini harus menjadi sinyal kewaspadaan tinggi, jadi (bahan) surveilans (dan) penyelidikan," kata Dicky lewat pesan suara yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 19 November 2025.

Lantas, mengapa temuan kasus ini harus disikapi serius? Dicky, mengatakan, setiap kali avian influenza subtipe baru melompat ke manusia, termasuk H5N5 ini, virus mendapat kesempatan bereksperimen dalam inang manusia.

"Ini meningkatkan peluang akumulasi mutasi yang bisa mempermudah transmisi antar manusia," kata Dicky.

"Itu artinya berpotensi menjadi pandemi, meskipun saat ini belum ya," tambahnya.

Dia menilai bahwa temuan H5N5 oleh AS menandakan sistem deteksi virus di negara tersebut maju dan berjalan, karena memiliki perhatian untuk mengidentifikasi potensi wabah.

"Ini adalah kasus manusia pertama yang diketahui dengan subtipe H5N5 di Amerika Serikat dan di dunia. Risiko kepada publik saat ini dinilai rendah dan tidak ada bukti penularan antar manusia sejauh penyelidikan awal," ujarnya.

"Dan ini menjadi dasar bahwa belum memiliki potensi pandemi, saya bilang ‘belum’ ya. Artinya, kalau dia bermutasi dan terdeteksi ada potensi penularan antar manusia itu beda cerita," tambahnya.

Maka dari itu, Dicky menilai bahwa kasus ini perlu betul-betul dicari sumber paparannya. Sementara, dugaan kuat penularan virus pada pasien ini berasal dari unggas domestik dan burung liar.

"Kuat dugaan lansia ini kontak dengan unggas domestik atau eksposur oleh burung liar, nah ini yang sedang lebih diselidiki, termasuk ada kematian unggas di sekitar tempat tinggal," kata Dicky.

Read Entire Article